Makalah Pendidikan Global

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Globalisasi
Bukan rahasia lagi kalau saat ini dunia sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam  berbagai bidang dan aspek kehidupan masyarakat dan negara. Batas-batas teritorial antarnegara yang sebelumnya menjadi salah satu kendala yang dihadapi dalam konteks hubungan antarbangsa dan negara, kini hal itu tidak menjadi kendala yang berarti. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam eskalasi yang tinggi terutama teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi telah menyebabkan batas-batas atau sekat-sekat geografis antarnegara dan bangsa seolah tak nampak lagi. Pantas, kalau banyak pihak mengatakan bahwa kecenderungan kehidupan bangsa dan negara saat ini mengarah kepada terbentuknya suatu masyarakat global (global village). 
Marshall McLuhan mengkonseptualisasikan “global village” yang dimaknai sebagai sebuah proses homogenisasi jagat sebagai akibat dari kesuksesan sistem komunikasi secara keseluruhan. Saat ini, betapa mudahnya orang melakukan komunikasi jarak jauh, tidak hanya antarkota melainkan antarnegara yang lokasinya sangat berjauhan. Bahkan, saat ini tidak jarang para petinggi negara mengadakan pertemuan dengan staf pembantunya (misalnya menteri) melalui teleconference atau konferensi jarak jauh dengan maksud untuk memantau keadaan atau situasi dalam negeri, baik keadaan politik maupun ekonomi, dan sebagainya. Demikian pula, komunikasi dapat dilakukan melalui media internet yang dalam waktu yang relatif singkat, dapat diperoleh informasi atau berita-berita.

 B. Pengertian Pendidikan Global
            Pendidikan Global adalah upaya untuk menanamkan suatu pandangan (prespective) tentang dunia kepada siswa dengan memfokuskan bahwa terdapat saling keterkaitan antar budaya, umat manusia dan kondisi planet bumi. Tujuan pendidikan setiap mata pelajaran untuk kondisi saat ini menekankan pada kemampuan siswa dalam berfikir kritis, namun ada hal yang unik dalam pendidikan global, yakni fokus substansinya yang berasal dari hal-hal yang mendunia yang semakin bercirikan pluralisme. Tujuan pendidikan global adalah untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk hidup secara efektif dalam dunia yang sumber daya alamnya semakin menipis dan ditandai oleh keragaman etnis, pluralisme budaya dan semakin saling ketergantungan.
            Perlunya meningkatkan orientasi para siswa dalam wawasan internasional semakin disadari. Meskipun di wilayah Indonesia, upaya untuk meningkatkan dan memperluas pemahaman global pada lembaga pendidikan dasar dan menengah masih perlu diberdayakan. Kemajuan teknologi, perdagangan antarnegara, pertukaran budaya, pariwisata, kepedulian terhadap lingkungan, persaingan pasar, kelangkaan dalam sumber alam dan semakin kompleks. Adanya saling ketergantungan antar bangsa dan negara menimbulkan bentuk-bentuk kerjasama di segala bidang yang sekaligus pula menimbulkan berbagai persaingan dan konflik. Misalnya; kerja sama di bidang ekonomi telah menciptakan model-model blok-blok ekonomi negara-negara seperti Eropa berdiri Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), di Asia Pasifik berdiri APEC. Akibat dari perkembangan dalam teknologi yang diiringi pula oleh munculnya permasalahan, sedikit demi sedikit, disadari ataupun tidak telah menimbulkan adanya kontak singgungan budaya antarbangsa.
Peristiwa atau proses kejadian di atas dinamakan proses globalisasi yang berpengaruh pula Dengan Proses Pendidikan. The American Association Of Colleges For The Teacher Education (AACTE,1994) mengemukakn bahwa ‘globalization is said to necesssiate changes in teaching, such as more attention to diserve and universal human values global sistem, global issues, involment of different kinds of world actors, and global history.

National Council for the Sosial Studies (NCSS,1982) mengemukakan beberapa gejala atau fenemona proses globalisasi sebagai berikut:
1. Adanya evolusi dalam sistem komunikasi dan transportasi global.
2. Penggabungan perekonomian lokal, regional dan nasional menjadi perekonomian global.
3. Meningkatnya intensitas interaksi antar masyarakat yang menciptakan budaya global sebagai panduan dari budaya lokal, regional dan nasional yang beragam.
4. Munculnya sistem international yang mengikis batas-batas tradisi politik internasioanal dan politik nasional.
5. Meningkatkan dampak aktifitas manusia terhadap ekosistem di bumi.
6. Meningkatnya kesadaran global yang menumbuhkan kesadaran akan kedudukan manusia di bumi sebagai anggota makhluk manusia, sebagai penduduk di bumi dan sebagai anggota dalam sistem global.

Pandangan suatu bangsa atau negara yang berpaling dari pandangan global hanya akan membuat negara atau bangsa itu terisolir maka dari itu globalisasi telah menuntut setiap warga dunia untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menghadapi persaingan.
Kali ini dalam materi Pendidikan IPS sendiri Pendidikan Global mengkaji beberapa hal yakni: 1). Kajian tentang Nilai-nilai manusia, 2). Kajian tentang sistem global, 3). Kajian tentang masalah-masalah dan isu-isu global, 4). Kajian sejarah hubungan antarbangsa.

 C. Kajian tentang Nilai Manusia
1. Nilai-nilai Universal
        Nilai-nilai universal ini berasal dari beragam tradisi budaya,nasional dan nilai-nilai agama. Namun betapa pun ada perbedaan tradisi, semua bangsa telah mendukung nilai-nilai yang sama tanpa memerdulikan waktu ataupun letak geografis. Namun pelaksanaanya di tiap Negara akan berbeda-beda karena disesuaikan dengan kondisi Negara masing-masing. Usaha ini masih dirasakan baru sehingga tingkat pastisipasinya pun masih terbatas.
2. Perbedaan Nilai Manusia
       Perbedaan-perbedaan budaya merupakan manifestasi dari adanya keragaman nilai dan perspektif diantara umat manusia. Perbedaan ini tercemin dalam perasaan, pilihan, sikap, gaya hidup dan pandangan dunia tiap masyarakat. Perbedaan ini pun merupakan hasil dari adaptasi evolusi masyarakat dengan lingkungannya yang cukup unik dalam rangka memenuhi sejumlah kebutuhan bersama

D. Kajian tentang Sistem Global
  1. Sistem Ekonomi
       Ekonomi global merupakan sistem yang sangat kompleks yang menimbulkan saling ketergantungan lebih jauh dari sekedar hubungan sebab akibat antara konsumen dan produsen pada wilayah yang berbeda. Kekuatan ekonomi tersebut akan selalu mengatur pelaku-pelaku ekonomi untuk mengimpor barang-barang yang bukan hanya lebih murah melainkan kualitasnya pun lebih baik.
  1. Sistem Politik Global
       Sistem yang banyak didominasi oleh negara-negara berdaulat ini merupakan jalan untuk menggunakan pengaruh (influence) dan kekuasaan (power), dan bahkan mungkin lebih dari sistem politik dalam negeri dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi yang berkaitan dengan distribusi sumber-sumber alam. Sistem ini hanya mempunyai badan hukum yang terbatas dan mekanisme paksaan serta pelaksanaan yang tidak resmi. Oleh karena itu, organisasi ini sangat berperan dalam politik dunia yang sejajar dengan peran kelompok-kelompok penekan (pressure groups) dalam politik dalam negeri suatu Negara.  
  1. Sistem Ekologi
       Dari semua spesies yang membangun kehidupan ini, umat manusia adalah aktor yang paling kritis dalam sitem ekologi karena kemampuannya untuk mengelola dan mengeksploitasi, memelihara atau merusak. Pendidikan global akan mengajak para siswa menyadari bahwa ada hubungan simbiotis dan saling ketergantungan dengan makhluk hidup maupun dengan makhluk nonhidup dan bahwa kita sebagai makhluk manusia berperan banyak dalam ekologi ini.
  1. Sistem Teknologi
       Teknologi modern bukan hanya mengubah cara hidup individu, bekerja dan berhubungan dengan individu lain maupun dengan lingkungan. Pengaruhnya secara dramatis mengubah geopolitik, fungsi ekonomi dunia, dan sistem ekologi global. Banyak saling keterkaitan antar bangsa yang menjadi ciri dunia modern disebabkan oleh kemajuan teknologi yang sangat cepat khususnya dalam transportasi dan komunikasi sebagai cara utama kontak manusia.

E. Kajian tentang Masalah-masalah dan Isu-Isu Global
            Setiap hari, sebagian dari hidup kita dibombardir oleh masalah-masalah dan isu-isu internasional. Apabila para remaja memahami tentang dunianya, maka pendidikan harus dikaitkan dengan hasil penelitian tentang sebab-sebab, akibat-akibat dan kemungkinan penyelesaian tentang isu-isu global saat ini. Seperti dalam kajian sistem, para siswa harus mengetahuibagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh masalah-masalah dan isu-isu ini. Sehingga, mereka berhak mengetahui bagaimana mereka dapat menjadi bagian dari isu-isu dan masalah-masalah global dan bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi dalam proses penyelesaian itu.
Apakah ciri isu-isu dan masalah-masalah global itu?
Pertama, ruang lingkupnya bersifat transnasional. Asal-usul dan akibat dari masalahnya melintasi lebih dari satu negara. Kedua, isu-isu dan masah-masalah hanya dapat diselesaikan melalui tindakan multilateral: penyelesaian dan perbaikan tidak dapat dicapai hanya oleh tindakan satu negara.
Realitas ini mengantarkan pada karakteristik isu global ketiga, yakni bahwa tingkat konflik itu ada di dalam ciri pertama maupun ciri kedua. Konflik ini berasal dari ketidaksepakatan tentang hakikat dan sebab masalah, dalam membedakan nilai dan tujuan tentang hakikat dan sebab masalah, dalam membedakan nilai dan tujuan tentang hasil dan cara, dan dalam kesulitan menemukan tindakan yang tepa yang diperlukan untuk menjamin hasil yang diharapkan. Keempat, masalah dan isu-isu ini mempunyai sifat terus-menerus (persistence). Masalah dan isu ini telah berkembang sebagai masalah dan isu yang berkelanjutan. Kelima, isu dan maslah ini terkait dengan hal lain. Pada umumnya, penyelesaian pada satu masalah akan mempunyai pengaruh pada beberapa faktor lainnya.
Kniep (1986, h.442-444) mengemukakan empat kategori pemikiran isi global yang dapat menjadi masukan untuk kurikulum:
1) Isu-isu Perdamaian dan Keamanan
Dunia sekarang tempat kita tinggal merupakan obsesi global bagi keamanan nasional. Setiap tahun, negara-negara di dunia menghabiskan dana sekitar $750 billion atau sekitar 6% GNP dunia untuk membayar persenjataan. Jumlah ini mendekati $150 per orang yang ada di bumi. Sejak Perang Dunia II, walaupun bukan satu negara saja yang berperang namun telah diumumkan bahwa sedikitnya 160 konflik bersenjata telah terjadi sehingga sekitar 16 juta jiwa meninggal dunia. Semua lembaran peristiwa hitam ini adalah ancaman perang nuklir yang kemungkinan lebih banyak memakan jiwa.
            Menurut Korten (1993:363) adanya kecenderungan global yang meliputi masalah-masalah : ekologi, luasnya kemiskinan, tindak kekerasan komunal, obat terlarang, pertumbuhan penduduk, pengungsi, perdagangan dan hutang. Ditegaskan Korten, bahwa masalah-masalah tersebut merupakan masalah kritis yang dihadapi dalam kehidupan global dewasa ini.
            Carlos Diaz, Massialas, dan Xanthopoulus (1999) mengidentifikasi hal-hal yang menjadi isu-isu global yakni meliputi hak asasi manusia, pertumbuhan penduduk, pengungsi, lingkungan hidup, sumber energi, kesehatan dan nutrisi, ekonomi global dan keamanan global.
            Berdasarkan pandangan ahli di atas, betapa luasnya cakupan isu-isu global tersebut. Sehingga dalam penanganannya membutuhkan upaya yang optimal dari berbagai bangsa di seluruh belahan dunia ini. Penanganan yang parsial terhadap isu-isu global tersebut dipandang tidak efektif  dalam memecahkan problem sosial yang timbul akibat isu-isu global tersebut.
            Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, John Cogan mengemukakan adanya kecenderungan global yang terkait erat dengan pendidikan kewarganegaraan. Kecenderungan-kecenderungan tersebut adalah :
·                 Kesenjangan ekonomi diantara negara dan antara orang di dalam negara secara signifikan akan semakin lebar.
·                 Secara dramatis, teknologi informasi akan mengurangi masalah privasi atau hak-hak individu.
·                 Ketidakmerataan antara yang punya akses kepada teknologi informasi dan yang tidak memiliki akses akan semakin meningkat.
·                 Konflik kepentingan antara negara maju dan negara berkembang akan meningkatkan kerusakan lingkungan.
·                 Penggundulan hutan secara dramatis akan mempengaruhi keragaman dalam kehidupan, udara, tanah, dan air.
·                 Dalam negara-negara berkembang pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan peningkatan yang dramatis dalam persentase penduduk, khususnya anak-anak yang hidup dalam kemiskinan.

Seorang peramal masa depan (futurolog) yaitu John Naisbitt dalam bukunya yang terkenal “Megatrends” meramalkan bahwa AS dan negara-negara industri lainnya akan dilanda oleh sepuluh macam perubahan. Dan tentu saja, akibat-akibat dari perubahan tersebut dipastikan tidak dapat dihindari oleh Indonesia, karena sebagai negara berkembang interaksi dengan negara-negara maju dalam era globalisasi ini berjalan sangat dekat dan intensif. Perubahan-perubahan yang dimaksudkan Naisbitt meliputi :
1.     dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.
2.     dari teknologi yang lebih mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih/sentuhan canggih (high tech atau high touch).
3.     dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia
4.     dari jangka pendek (short term) ke jangka panjang (long term).
5.     dari sentralisasi ke desentralisasi
6.     dari bantuan lembaga (institutional help) ke bantuan diri (selh help)
7.     dari demokrasi perwakilan (representative democracy) ke demokrasi partisipatori (participatory democracy)
8.     dari hirarkhi ke jaringan kerja (network)
9.     dari utara ke selatan
10.  dari memilih satu diantara dua pilihan ke macam-macam pilihan (multiple options).

Futurolog lainnya yaitu Alvin Toffler (1972) dalam bukunya yang terkenal “future schock” bahkan lebih dulu telah meramalkan akan terjadinya perubahan-perubahan besar dalam kehidupan masyarakat dunia umumnya dan masyarakat industri pada khususnya. Disusul kemudian dengan buku berikutnya yang berjudul the third wave pada tahun 1980, menggambarkan perubahan dunia yang meliputi tiga gelombang yaitu gelombang pertama (the first wave) atau dikenal dengan “revolusi hijau” dimulai sekitar 8.000 tahun SM. Selanjutnya gelombang kedua (the second wave) ditandai dengan revolusi industri pada abab XVII yang membawa perubahan besar disbanding periode kehidupan sebelumnya. Kemudian pada abad XX sebagai gelombang ketiga (the third wave) ditandai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Gelombang ini dikenal dengan “revolusi informasi”.  
Mungkin terinspirasi oleh respon public yang sangat tinggi dengan bukunya yang pertama “Megatrends”, akhirnya pada tahun 1990 Naisbitt kembali meramalkan bakal terjadinya perubahan-perubahan yang meliputi sepuluh jenis perubahan yaitu :
·            kesuburan ekonomi dunia pada tahun 1990-an
·            kebangkitan dalam kesenian
·            bangkitnya sosialisme pasar bebas
·            gaya hidup global dan nasionalisme budaya
·            privatisasi negara kesejahteraan
·            pasangnya wilayah pasifik
·            dasawarsa kepemimpinan wanita
·            abad biologi
·            kebangkitan agama pada millennium baru
·            kemenangan individu.

Untuk memahami isu-isu global sebagaimana dikemukakan di atas, maka hal terpenting yang harus dimiliki oleh setiap warga negara, maupun bangsa di seluruh penjuru dunia ini adalah pentingnya kesadaran global (global consciousness). Pada dasarnya kesadaran global ini berhulu-muara kepada kemampuan warga negara untuk secara sadar dan kritis dalam menerima atau menanggapi isu-isu global tersebut. Dalam kaitan ini, dalam pandangan kami, kasadaran global yang harus dikonstruk atau dibangun adalah kesadaran akan pentingnya memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang mendukung untuk menanggapi atau mengkritisi isu-isu global yang muncul ke permukaan.  Secara rinci, dapat diidentifikasi beberapa bentuk perwujudan atau manifestasi kesadaran global yang harus ditingkatkan yaitu :
·                 Isu global merupakan suatu keniscayaan, yang terjadi sebagai akibat perkembangan kehidupan manusia, bangsa maupun negara.
·                 Isu global tidak semata-mata untuk diketahui, melainkan harus dipecahkan jalan keluarnya atau solusi agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih luas pada kehidupan masyarakat.
·                 Dalam memecahkan masalah isu global itu, mensyaratkan adanya kerjasama yang bersifat integratif diantara berbagai elemen masyarakat serta bangsa. Dengan kata lain, tidak semata-mata menggantungkan kepada upaya-upaya pemecahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah.
            Patut disadari, tidaklah mudah untuk mengembangkan kesadaran global tersebut, mengingat latar belakang serta kepentingan orang yang sangat beragam atau berbeda antara satu dengan lainnya. Di samping itu, terdapat masalah lain yang sangat mempengaruhi pembinaan kesadaran global yakni berkenaan dengan kondisi atau situasi yang kurang mendukung kearah pembinaan kesadaran global tersebut, seperti kondisi politik, kondisi ekonomi, keamanan, dan sebagainya.

F. Kajian tentang Sejarah Hubungan Antarbangsa dan Saling Ketergantungan
            Perspektif sejarah yang meliputi evolusi nilai-nilai kemanusiaan yang berbeda-beda dan bersifat universal, pembangunan sejarah sistem global kontemporer, dan kondisi serta faktor penyebab munculnya isu-isu dan masalah-masalah global saat ini merupakan fondasi bagi pendidikan global. Seringkali sejarah dunia merupakan sejarah yang memisahkan wilayah-wilayah regional dan hubungannya antar negara tersebut. Biasanya, semua sejarah memfokuskan pada perkembangan Negara-negara yang lebih kuat dalam dunia kontemporer.
                        Pada umumnya, pendekatan-pendekatan tradisional untuk mengkaji sejarah dunia masih sedikit mengungkap pengertian saling ketergantungan antarbangsa karena pendekatan ini tidak menekankan pada akar sejarah dari saling ketergantungan tersebut. Fungsi yang sangat bermanfaat dari kerangka yang dikembangkan ini adalah untuk mengukur kelayakan program yang ada dan sebagai pedoman untuk mengembangkan program atau kurikulum baru pendidikan global. Oleh karena itu, semua unsur yang ada di dalam setiap dimensi merupakan bagian penting dari disiplin ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, politik, dan lain-lainnya.

2 komentar:

 

Total Pageviews

Visitor

Followers

Translate

About me

Fashiolista