Beauty, kills


No pain, no gain. Jer basuki mowo beyo. Para penghuni dunia bagian manapun mengamini kalau tidak ada pencapaian tanpa perjuangan. Termasuk dalam hal kecantikan untuk perempuan. Tidak ada yang gratis dan didapat begitu saja. Kalaupun memang terlahir cantik dan sesempurna Miss Universe yang stereotip-nya cantik di wajah, kosong di otak pun harus tetap melakukan serangkaian upaya agar kecantikan lestari dan paripurna. Perempuan selalu punya sejuta alasan untuk mensahkan tindakan-tindakan yang dilakukannya demi alasan kecantikan. Dan anehnya, pria, atas nama kecantikan memilih untuk diam tanda amin. Tanda setuju. Iman lelaki pada wanita memang di kecantikannya.
Dari pengalaman pribadi yang sudah cukup lama mendiami dunia ini, 33 tahun, dan dari obrolan dengan anggota arisan aneka jenis, maka berikut saya sampaikan serangkaian pengorbanan besar yang dilakukan wanita atas nama kecantikannya. Saya yakin, Saudari akan angguk-angguk setuju atau mengamini dalam hati.
DIET. 4 huruf yang saya berani bertaruh dilakukan oleh semua mahluk berwujud perempuan di muka bumi ini. Metodenya memang macam-macam. Yang tradisionil mungkin akan memilih jenis-jenis diet berwujud puasa mutih, atau mati urip berpantang yang hidup-hidup, atau murni sayuran dan rebus-rebusan. Selain jenis-jenis puasa yang agak nJawani tadi, yang Islami kadang memilih puasa Senin-Kamis, atau jenis puasa Daud yang sehari puasa-sehari tidak. Tindakan ini dipercaya selain meningkatkan keimanan juga secara tidak langsung menjaga berat badan ideal. Yang lebih modern memilih untuk diet mayo, diet menurut golongan darah, bahkan yang cukup absurd, diet berdasarkan zodiak atau shio. Beberapa perempuan yang saya kenal, bahkan seumur hidupnya menghapus nasi dan mie dari menu makanan mereka. Ada juga yang rela makan sayur mentah, ikan mentah, tahu mentah, demi tetap dapat job MC dan sinetron. Sebut saja ini proses brainwash industri yang berhasil, tapi semua perempuan pasti akan tersipu-sipu saat dibilang langsing. Dan perempuan, Saudari, rela melakukan itu semua!
KOSMETIK dan KOSMETIS. Perempuan lapis terbawah dari piramida ekonomi, atau bahkan yang tinggal di pedalaman terdalam di bumi ini pasti ingin tampil lebih cantik. Wujudnya macam-macam, dari masker lumpur, sampai krim wajah berharga ratusan juta bercampur berlian dan serbuk emas. Yang faktual, demi riasan paripurna, perempuan modern rela bangun beberapa jam setiap harinya. Bahkan ada yang rela subuh-subuh ke salon khusus untuk memblow rambut sebelum ke kantor, 2 hari sekali. Saya, pribadi, tak akan pergi keluar rumah tanpa eye liner mata kucing. Perempuan lain rela tidurnya nggak nyenyak atas nama menjaga sasakan rambut, bahkan salah satu ibu teman saya punya bantal khusus yang keras dan kaku demi menjaga mengembangnya mahkota.
Tindakan kosmetis populer  lain yang cukup menyedot kantong tapi mengancam kesehatan dan kenyamanan adalah memasang kuku palsu kaku ala KD, saya nggak membayangkan gimana mereka harus mengupil, bulu mata palsu yang ditanam karena membikin mata sayu-sayu ngantuk dan rawan iritasi, lalu juga serangkaian suntikan mulai botox, vitamin C, sampai yang bahaya silikon di beberapa bagian wajah. Yang lebih ekstrim juga ada seperti membuang tulang rusuk untuk meratakan perut, atau pasang susuk dari dukun ke dukun demi pesona. Melinda Dee dengan payudara silikonnya yang di atas rata-rata juga mengalami gangguan tulang punggung, ancaman infeksi karena  operasi, dan ganguan jantung karena tekanan volume dada.
Atas nama kosmetis sih saya memilih mempertaruhkan keputihan dan kemulusan wajah pada kosmetik tanpa ijin Depkes buatan dokter di Bandung, yang saya duga  mengandung mercuri dan zat-zat terlarang lainnya tapi memberikan efek cantik-mulus. Pergi wax setiap 2 minggu sekali, dan meni-pedi sebulan dua kali. Jika salah satunya nggak terlaksana, badan laksana meriang, seperti ada yang kurang. Oh ya, saya juga memilih bolak-balik operasi bintitan di mata akibat lensa kontak daripada berkacamata yang tidak mengurangi efek eye shadow saya.
HIGH-HEELS. Sejak balita, para gadis belia telah membiasakan diri memakai sepatu berhak dengan curi-curi pakai sepatu ibu-ibu mereka. Tapi sejak kelahiran Suri, anak Tom Cruise, sepatu berhak untuk balita diciptakan. Hak itu berbahaya, selain gangguan umum seperti salah urat, varises, atau keselo, juga mengubah struktur tulang kaki, sampai gangguan tulang belakang. Tapi atas nama otot pantat terangkat, otot betis kencang, dan membeli tinggi badan beberapa senti, terutama alasan terakhir, saya dan perempuan di seluruh dunia memilih untuk membuang sepatu-sepatu datar dan lebih penting kesehatan kakinya. Ber-Tuhan stiletto Manolo Blahnik dan Jimmy Choo. Beruntung mereka yang punya dana lebih karena bisa memilih sepatu yang lebih nyaman dan ergonomis sesuai struktur kaki, mereka yang berdana pas-pas-an harus cukup berdamai dengan sepatu murah yang sudah dipastikan rentan cekot-cekot dan sensasi patah kaki setelah dipakai.
Ya, Saudari-saudari yang budiman,  perempuan sejatinya adalah pakar masalah pengorbanan, rasa tak nyaman, rasa sakit, dan pengendalian diri berkadar gila. Dan ya, kita sedang menggali kuburan kita sendiri, atas nama kecantikan.
(Dimuat di kolom Halau Galau, Jawa Pos, 10 September 2012)
Ditulis oleh Kika Dhersy Putri

0 komentar:

Posting Komentar

 

Total Pageviews

Visitor

Followers

Translate

About me

Fashiolista