•
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah proses
perubahan kemampuan individu dalam berfikir. Membahas tentang perkembangan
kognitif berarti membahas tentang perkembangan individu dalam berfikir atau
proses kognisi atau proses mengetahui. Dalam psikologi, proses mengetahui
dipelajari dalam bidang psikologi kognitif.
Sekitar umur 2-4 tahun, anak-anak
cenderung menunjukkan banyak kebingungan antara simbol dengan objek yang mereka
hadirkan. Pada tingkat perkembangan kognitif, mereka tidak mau mengakui bahwa
kata-kata merupakan simbol yang berubah-ubah pada objek dan kejadian, dan bahwa
orang dapat berkumpul serta memutuskan untuk menggunakan kata-kata yang berbeda
untuk benda-benda. Bahkan mereka cenderung untuk berpikir tentang kata-kata
sebagai milik yang melekat pada objek dan kejadian.
Jean Piaget, ahli psikologi dari
Swiss, memandang banyak persoalan perkembangan kognitif termasuk cara anak-anak
memahami hubungan antara simbol dan objek, bagaimana anak-anak berusaha untuk
memecahkan masalah, pengetahuan anak-anak tentang sebab akibat, dan kemampuan
mereka untuk mengelompokkan objek dan mengikutsertakan pemikiran yang pasti.
Perkembangan kognitif berpusat pada
perkembangan cara penerimaan dan mental anak. Menurut Piaget, anak-anak mencoba
berusaha memahami hal-hal baru untuk mengembangkan pola pikir anak dan jika
pemahaman anak tidak tercapai, maka anak akan berusaha untuk menyesuaikannya
dengan cara membatasinya.
Piaget
mengidentifikasi 4 (empat) tahapan utama perkembangan kognitif yaitu
sensorimotor, pra-operasional, operasional konkrit dan operasional formal.
1. Tahap Sensorimotor
(lahir – 2 tahun)
Perkembangan
kognitif bayi sampai kira-kira berusia 2 tahun pada umumnya mengandalkan
observasi dari panca indera dan gerakan tubuh mereka. Satu tanda dari
perkembangan ini adalah memahami objek tetap / permanen. Bayi berkembang dengan
cara merespon kejadian dengan gerak refleks atau ’pola kesiapan’. Mereka
belajar melihat diri mereka sebagai bagian dari objek yang ada di lingkungan.
2. Tahap
Pra-operasional (2 – 7 tahun)
Pra-operasional
ditandai oleh adanya pemakaian kata-kata lebih awal dan memanipulasi
simbol-simbol yang menggambarkan objek atau benda dan keterikatan atau hubungan
di antara mereka. Pemikiran atau sifat anak yang aneh /ganjil menunjukkan fakta
bahwa mereka pada umumnya tidak mampu menunjukkan operations (eksploitasi) atau
jika mereka bisa menunjukkan operation maka keadaannya akan terbatas. Mental
operations pada tahap ini sifatnya fleksibel dan dapat berubah. Tahap
pra-operasional ini juga ditandai oleh beberapa hal, antara lain :
egosentrisme, ketidakmatangan pikiran / ide / gagasan tentang sebab-sebab dunia
di fisik, kebingungan antara simbol dan objek yang mereka wakili, kemampuan
untuk fokus pada satu dimensi pada satu waktu dan kebingungan tentang identitas
orang dan objek.
3. Tahap Concrete
Operational (6/7 tahun – 12 tahun)
Pada
tahap konkrit operasional, penambahan dan pengurangan dalam hitung-hitungan
bukan merupakan aktivitas yang mudah. Konkrit operasional anak mengenal bahwa
ada hubungan antara angka-angka dan bahwa operasi dapat dilaksanakan menurut
aturan tertentu. Pada tahap ini anak menunjukkan permulaan dari kapasitas
logika orang-orang dewasa. Mereka mengerti aturan dasar dari logika.
Bagaimanapun juga, proses berfikir, atau operasi, pada umumnya melibatkan objek
yang kelihatan (konkrit) daripada ide yang abstrak. Egosentrisme pada tahap ini
sudah mulai berkurang. Kemampuan mereka untuk menggunakan peran dari orang lain
dan melihat dunia, dan mereka sendiri, dari perspektif orang-orang lain sudah
berkembang dengan pesat. Mereka mengenal bahwa orang melihat sesuatu dengan
cara yang berbeda, karena perbedaan situasi dan perbedaan nilai. Mereka dapat
fokus pada lebih dari satu dimensi pada beberapa waktu. Pada tahap ini juga
sudah menunjukkan pemahaman akan hukum kekekalan (konservasi).
4. Tahap Formal
Operational ( 11/12-15 tahun)
Tingkat
operasi formal merupakan tahapan terakhir dari skema Piaget, yang merupakan
tingkatan dari kedewasaan kognitif.
Formal operational biasanya dimulai pada masa pubertas, sekitar umur 11
atau 12 tahun. Akan tetapi tidak semua anak memasuki tingkatan ini pada saat
pubertas, dan beberapa orang tidak pernah mencapainya. Tugas utama pada tahap
ini meliputi kemampuan klasifikasi, berpikir logis, dan kemampuan hipotetis.
Ada beberapa feature yang memberi remaja kapasitas lebih besar untuk memanipulasi
dan menghargai lingkungan luar dan dunia imajinasi yang mencakup pemikiran
hipotetis, penyelesaian masalah yang sistematis, kemampuan untuk menggunakan
simbol dan pemikiran deduksi. Remaja dapat memproyeksikan dirinya pada situasi
yang melebihi pengalaman mereka saat itu, dan untuk alasan itu, mereka
terbungkus dalam fantasi yang panjang
0 komentar:
Posting Komentar